Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Senin, 07 Oktober 2013

Jack Agent : The Lost Heaven



Jack Agent : The Lost Heaven
By Hanggara

            Minggu ini aku mendapatkan misi untuk menyelidiki sebuah Perpustakaan, di tengah padang pasir, yang biasa disebut dengan The Lost Heaven atau Surga yang menghilang. Dikatakan begitu karena tempat ini sudah melegenda, terkubur lama di bawah pasir, sehingga semua orang tidak tahu. Dan banyak orang mengatakan bahwa tempat ini adalah sebuah mitos, karena ruangan yang sangat megah, banyak sekali macam-macam buku dan dikatakan juga di sana ada sebuah ruangan dimana para raja-raja terdahulu memperhitungkan sebuah gerhana bulan. Dan misteri ini terbongkar setelah penggalian sekitar seminggu yang lalu.

            Namaku Jack, aku bekerja sebagai agen, dan peneliti. Orang tuaku meninggal saat aku dilahirkan. Mereka meninggal karena mengorbankan diri untukku dari serangan para perompak yang akan merampok sebuah perpustakaan di padang pasir itu. Saat itu orang tuaku sedang melakukan penelitian, dan tiba-tiba sekumpulan perompak menyerang dan mengebom perpustakaan tersebut, dan akhirnya tanah di sana ambles, perpustakaan terkubur, dan menjadi mitos. Setidaknya itulah kata kakekku.
            Aku melakukan penyelidikan bersama timku, berjumlah 4 orang, termasuk aku. Tapi di kelompok ini aku sebagai kapten. Dan rekanku, yaitu Steve, Robbin, dan Jane yang bekerja sebagai agen juga. Kami melakukan misi ini dengan numpang ke helikopter yang akan menuju ke negara tetangga. Memang hanya itulah yang bisa aku lakukan. Poor me.
            Saat sudah menuju koordinat yang dituju, kami terjun dari helikopter dengan melompat dan menggunakan parasut. Di area penggalian, kami menemukan sebuah menara. Hanya sebuah menara. “ya itu benar kawan-kawan, hanya sebuah menara. Mungkin itu menara rapunzel. Apakah ini lelucon? Ayo kita pulang saja. Telepon markas teman teman!” sanggah si steve. Ya, memang dia orang yang tidak sabaran. Aku memakluminya. “tenang steve, kita panjat saja menara itu. Ayo kawan-kawan, misi kita sedang menunggu.” Sanggah ku dengan santai. Akhirnya kami memanjat menara itu, dan kami menemukan sesuatu yang menajubkan.
Sesuatu yang menajubkan, memang karena aku menyaksikan sebuah ruangan yang sangat besar, layaknya istana. Benar kata orang-orang, ini memang sebuah surga yang hilang. Akhirnya kami menuju ke ruang tempat raja-raja memperhitungkan gerhana bulan. Aku sangat penasaran sekali dengan hal itu. Aku pun mencoba. Saat alat ini bekerja, terdapat banyak laser sensor yang mengarah ke arah kami, dan... Boom!!! Meledaklah ruangan ini. Untung kami tidak apa-apa. Tiba-tiba alat itu mengeluarkan sinar, dan meledak. Aku pun terpental jauh, dan pingsan.
Dan, disaat aku terbangun, aku tidak melihat rekan-rekanku di sini. Kemana mereka? Aku langsung beralih menuju ke bawah, yaitu ruang depan perpustakaan. Aku terkejut, karena banyak orang-orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, seperti sebagai kasir, menteri perpustakaan, dan pembaca buku. Aneh, perpustakaan yang sudah terkubur ternyata di dalamnya masih sangat rapi, dan jendela yang terang. Apakah orang-orang sudah datang terlebih dahulu sebelumku? Aku pun beranjak keluar dari perpustakaan. Aku penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana.
Astaga, aku melihat sebuah kota yang sangat besar, kota di tengah-tengah padang pasir, yang disebut dengan kota Rouran. Kota yang sangat megah. Jadi, mereka semua telah menggali kota ini dengan bersih, pikirku. Tunggu dulu. Bagaimana bisa? Saat aku berada di sini, kota ini adalah kota yang terkubur. Dan bagaimana mereka bisa menggali secepat ini? Akhirnya aku menemui menteri perpustakaan untuk memetik informasi darinya.
“Hai Tn. Menteri, saya mau bertanya, bagaimana bisa secepat ini?” tanyaku dengan penasaran.
“Apa maksudmu secepat ini, Tn. Jack? Apa ini punyamu?” tanyanya sambil memegang badgeku yang berada dalam genggamannya. Rupanya badgeku terjatuh tadi.
“Benar, Tn. Menteri, maksudku sejak kapan kota yang terkubur ini digali?”
 “Kau bergurau? Hahahaha... di sini tidak ada yang namanya kota yang terkubur, apalagi penggalian. Ada-ada saja kau ini.” Jawabnya dengan tampang yang aneh.
“Oh, baiklah. Terimakasih, Tn. Menteri” Jawabku
Aku terheran. Mengapa semuanya bisa seperti ini? Apakah aku ada didalam mimpi? Atau Dejavu? Oh tidak bukan Dejavu. Mungkin aku berada di masa lalu. Ya, masa lalu. Mengapa bisa? Karena di sini Rouran masih megah, jadi aku pikir aku ada di masa lalu. Mungkin karena aku menjalankan alat yang ada di ruangan perkumpulan raja. Sungguh, ini memang kota surga. Surga yang hilang. Ya, jika aku berada di masa lalu, mungkin aku bisa bertemu dengan ayahku. George Winston, sebagai agen di kota ini. Lebih detilnya, kapten dari seluruh agen. Akhirnya aku beranjak menemui ayahku di gedung balai kota. Biasanya ayahku ada di sana. Setidaknya, itulah kata kakekku.
Aku pun mencari ayahku di gedung balai kota, dan akhirnya aku bertemu seseorang yang memakai jas hitam, berdiri di hadapanku dengan membawa senjata eagle 88, pistol yang terbaik saat itu. Aku pun mencoba berbicara dengannya.
“Hai Tn. George Winston. Aku ingin berbicara denganmu”
“Sebentar, nak. Aku masih dalam urusan penting, mengenai alat untuk memperhitungkan gerhana bulan.”
“Baiklah, aku akan kembali nanti.”
Akhirnya aku beranjak keluar dari balai kota. Tunggu dulu. Apa yang kulakukan tadi? Oh, bodohnya aku. Seharusnya aku mengatakan dari tadi kalau aku adalah anaknya. Baiklah, kalau begitu aku akan menemui ibuku saja. Kata kakekku rumah orang tuaku ada di sebelah utara taman. Akhirnya, aku pergi untuk menemui ibuku. Di saat aku sudah sampai, aku mulai mengetuk pintu rumah. Alice, ibuku membuka pintu perlahan-lahan. “Siapa itu?” tanya ibuku yang sedang mengandung. Aku pun menangis dan memeluk ibuku erat-erat. Tapi, sepertinya dia tidak menyukai itu.
“Hei apa yang kamu lakukan? Dasar otak mesum!” Ungkap ibuku sambil memukulku.
“Maaf, Ny. Alice. Aku adalah Jack Winston, anakmu.” Ucapku sambil mengusap air mata.
“Kau yakin? Sebenarnya anak yang kukandung ini adalah anak pertamaku. Dan dia akan lahir dalam minggu ini.” Sanggah ibuku.
“Aku Jack, anakmu yang berasal dari masa depan. Percayalah.” jawabku dengan meyakinkan
“Benarkah begitu? Jika itu benar mungkin alat itu memang bekerja. Kemarilah nak.”
Aku pun memeluk ibuku erat-erat. Setelah itu, aku menceritakan apa yang terjadi di masaku saat ini. Tentang keadaanku, kakekku, dan apa yang terjadi pada orang tuaku. Ibu pun terkejut atas ucapanku. Dia mengira, mungkin dia mati saat aku lahir. Dia merasa sedih, akan tetapi dia juga bahagia karena bisa bertemu denganku dari masa depan. Tiba-tiba George, ayahku pulang, dan terkejut ketika menatapku. Untungnya, ibu langsung menceritakan semua padanya. Ayahku pun mengangguk, dan mempercayai perkataan ibuku tadi. Dia sangat senang karena bisa melihat anaknya dari masa depan.
Aku teringatkan kata-kata kakek, bahwa akan ada sebuah perompak yang akan mengebom kota ini di saat sebelum aku dilahirkan. Aku pun mengatakannya kepada orang tuaku. Akan tetapi, mereka tidak percaya akan hal ini. Mereka menjelaskan kepadaku bahwa di kota ini sudah banyak sekali pasukan militer elite yang berpatroli di kota ini, jadi tidak mungkin ada perompak di sini. Aku pun terdiam, dan berpikir bahwa mungkin mereka benar. Tapi, untuk berjaga-jaga, aku akan pergi keluar untuk mengecek keadaan, dengan menunggangi kuda ayahku. Dan, sepertinya semuanya baik-baik saja. Seluruh kota sepertinya sudah aku kelilingi, termasuk perpustakaan. Jadi, lebih baik aku pulang saja.
Di perjalanan pulang, di belakang balai kota aku melihat sekumpulan perompak dari jauh yang sedang memasang C4 di bagian tembok balai kota. Aku mempergoki mereka, dan menembaki mereka dengan senjata yang kebetulan aku bawa, eagle 88 yang merupakan pistol terbaik di masa itu. Mereka pun berlari keluar dari kota ini. Aku pun langsung melaporkan kejadian ini kepada orang tuaku. Mereka terkejut saat mendengar perkataanku tadi, dan ayahku mengambil alih untuk memanggil pasukan elite. Lalu aku beranjak pergi untuk berjaga-jaga di pintu masuk ke kota Rouran bagian utara, yaitu gerbang utama. Sedangkan ayahku berangkat untuk memanggil pasukan, dan ibu pergi ke perpustakaan untuk menjaga kandungannya.
Di saat aku sedang berpatroli di depan, aku menyaksikan sebuah kendaraan yang begitu besar, sebesar tank yang masuk ke kota ini. Aku terkejut dan langsung mempersiapkan tembakan. Tetapi, ternyata penumpang dari kendaraan itu adalah sekumpulan pasukan elite yang dipanggil oleh ayahku. Akhirnya, aku mempersilahkan mereka untuk masuk. Aku kembali berpatroli. Saat berpatroli, aku menyaksikan sebuah kendaraan lagi. Kali ini jauh lebih besar dari yang tadi. Aku langsung menghadang mereka, untuk mengetahui apakah mereka kawan atau lawan. Tiba-tiba, pintu terbuka dan salah satu mereka keluar dan menembak kakiku. Ternyata mereka adalah perompak. Aku pun berlari menuju markas dengan kakiku yang pincang untuk bersembunyi. Aku merasakan kakiku ini sangat menyakitkan.
Sepertinya keadaan mulai aman, dan aku beranjak pergi. Akan tetapi, para perompak itu malah menangkapku dan menjadikanku sandra. Mereka pun masuk ke kota dan mulai menyerang kota. Mengetahui hal ini, ayahku dan pasukan elitenya mulai menyerang pasukan perompak itu. Akan tetapi, pemimpin dari para perompak memberitahu ayahku bahwa mereka telah menyandraku. Ayahku terdiam. Pemimpin perompak itu kemudian menghampiriku ke sebuah kendaraan tempat aku disandra. Saat dia membuka pintu, dia terheran, mengapa aku bisa tidak ada di sana, dan pasukannya tidak sadarkan diri. Mengapa bisa begitu? Karena aku kabur. Mengapa aku bisa kabur? Karena itu adalah keahlianku. Mengapa bisa itu adalah keahlianku? Karena, kalian tahu sendiri kan, kalau aku adalah agen profesional. Jadi aku bisa mengatasi ini.
Aku langsung menghampiri ayahku. Akhirnya, perang pun dimulai. Di tengah-tengah peperangan, ayahku memarahiku.
“Hei, apa yang kau lakukan di sini!! Pergilah ke perpustakaan untuk melindungi ibumu!”
“Tapi ayahku, aku bisa melakukan ini. Aku adalah agen senior di masaku. Tenang saja, aku bisa mengatasi ini.”
“Karena itulah kau kusuruh menjaga ibumu. Saat ini ibumu akan melahirkan. Cepat pergi ke perpustakaan.” Ungkap ayah dengan menyemangatiku.
“Baiklah, aku akan pergi ke perpustakaan untuk menemui ibuku.”
Akhirnya, aku pergi menuju ke perpustakaan untuk menemui ibuku. Kulihat ibuku sedang melahirkan. Ya, melahirkan bayinya, yaitu aku. Oh, kasihan dia. Mungkin saja, seperti kata kakekku, dia mati setelah melahirkan. Aku pun mulai menceritakan apa yang terjadi kepadanya.
“Ibu. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku sangat menyayangimu.”
“Nanti saja nak, Ahh... kau tidak lihat aku sedang apa? Ahh..... uhh..... sakit sekali.”
“Baiklah bu, sebenarnya aku...”
            “Sudah diam nak!! Ahh... kau tidak tahu aku sedang melahirkan? Nanti saja!! Uhh...
            Kudengar suara tangisan bayi. Rupanya bayi yang ibu kandung telah keluar. Oh, lucunya diriku saat bayi. Tapi, hey! Ibuku tidak mati setelah aku dilahirkan. Mungkin saja, itu karena faktor lain. Akhirnya aku dan ibu duduk untuk menunggu ayahku kemari.
            Ayahku datang ke perpustakaan, dan menyuruhku untuk berlari meninggalkan kota ini, karena mini nuke sudah terpasang, dan perompak akan datang ke perpustakaan. Kami pun bersiap untuk pergi. Kemudian kakekku datang untuk membawa sang bayi, sedangkan ayah menggendong sang ibu. Oh, jadi inilah yang menyebabkan kakekku mengetahui mitos dari surga yang hilang. Ternyata, memang kakekku adalah orang yang satu-satunya selamat dari peristiwa ini. Hmm, akhirnya kami beranjak untuk pergi.
            Tiba-tiba sebuah kendaraan besar dengan moncong yang sangat panjang seperti tank datang dari belakang. Aku dan kakek yang berada di depan menembak roda kendaraan yang berada di belakang ayah ibuku. Memang, kendaraan berhenti, tapi tetap saja kendaraan tersebuh meluncur, dan... Jrrtt!!! Moncong tersebut menusuk punggung ayah dan ibuku. Seperti di film Naruto Shippuden, dimana kematian orang tuanya disebabkan karena punggungnya tertusuk oleh cakar sang iblis ekor sembilan. Sepertinya, inilah kata terakhir ayah ibuku.
            “Jack, sepertinya ini adalah datangnya kematian kami. Bawalah bayi itu dengan kakekkmu dan pergi dari sini. Sepertinya ini adalah kata-kata terakhir kami.” Ungkap ayah dengan tersenyum dan menangis kecil.
            “Jack Winston, anakku, aku mempunyai permintaan terakhir padamu. Jadilah orang yang berguna, dan jangan menjadi pemalas. Jangan banyak-banyak bergadang, tetapi banyaklah istirahat. Dan jangan lupa untuk memilih teman yang baik. Sesungguhnya kau tidak bisa hidup sendiri. Hukk... hsshh... Jack, anakku, banyaklah berbuat kebaikan, dan tinggalkan perbuatan tercela. Sesungguhnya itu tidak bagus untuk dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Jack, setelah ini kau akan memasuki dunia yang suram, dimana kau sendirian, tidak bersama kami, hanya dengan kakekkmu seorang. Untuk itu, jadilah orang yang baik. Sesungguhnya... sesungguhnya.... hukk.... hsshh... sesungguhnya kami berdua sangat menyayangimu. Dan kami sangat bangga padamu, karena kamu sudah memenuhi semua permintaanku ini. Oh, bahagianya aku karena telah melihatmu dari masa depan, dan aku berharap kita bisa bertemu suatu hari nanti. Maafkan aku, George. Karena aku terlalu lama.” Kata terakhir ibuku dengan tangisannya.
            “Jack, sebaiknya kau pergi sekarang. Nanti kakekmu akan mengkoordinir. Jack, kami berdua percaya padamu. Berjuanglah, jack.” Ungkap ayahku
            Kemudian mereka berdua menghembuskan nafas terakhir, dengan raut muka tersenyum. Aku dan kakekku akhirnya beranjak pergi. Di perjalanan, aku dan kakekku berbincang-bincang, dan menceritakan keadaanku kepadanya. Kakekpun mengangguk. Sepertinya dia mengerti maksudku. Akhirnya, kakek menyuruhku untuk menjalankan alat itu, dan dia akhirnya meninggalkan kota Rouran, maksudku kota surga dengan mengendarai kuda yang berada di dalam perpustakaan. Sepertinya itu kuda yang tersesat. Akhirnya aku memasuki ruangan itu, dan aku menjalankan alat itu. Saat kujalankan, alat itu mengeluarkan sinar, dan alat itu berhenti berjalan. Kupikir alat  itu rusak. Aku pun terbingung akan hal ini. Tiba-tiba, suara ledakan besar terdengar. Sepertinya para perompak sudah meluncurkan mini nuke yang mereka buat. Tanah pun ambles, dan kota rouran terkubur oleh pasir-pasir yang bertebaran. Sedangkan aku, aku pingsan tak sadarkan diri.
            Saat aku terbangun, aku melihat beberapa rekanku, dan kakekku juga. Ditambah lagi pasukan agen lainnya. Sepertinya, keadaan mulai menjadi normal. Kami pun bersiap untuk pulang. Aku dan kakek mulai berbincang-bincang.
            “Kek, kau tahu apa yang terjadi padaku?”
            “Aku tahu nak, memang alat itu masih bisa bekerja.”
            “Bagaimana kau bisa tahu, kek? Apa yang terjadi padaku. Apakah seseorang yang berbicara denganmu dulu itu adalah diriku?”
            “Kau benar, Jack, dan, mengapa aku bisa tahu? Karena aku percaya padamu nak. Aku percaya.”
            Akhirnya, aku mengetahui semua yang terjadi dulu. Tentang The Lost Heaven (Surga yang hilang), orang tuaku dulu, dan kematiannya. Mengapa aku bisa pergi ke masa itu? Karena itu adalah sebuah keajaiban, dan aku mempercayainya. Ya, aku percaya. Dan akan selalu percaya.

Penasaran dengan cerita selanjutnya?
Jack Agent II : Rise of The Evil
Coming Soon

Keep Support to this blog

Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: BloggerYard.Com

0 komentar: