Jack Agent
: The Lost Heaven
By Hanggara
Minggu ini
aku mendapatkan misi untuk menyelidiki sebuah Perpustakaan, di tengah padang
pasir, yang biasa disebut dengan The Lost Heaven atau Surga yang menghilang.
Dikatakan begitu karena tempat ini sudah melegenda, terkubur lama di bawah
pasir, sehingga semua orang tidak tahu. Dan banyak orang mengatakan bahwa
tempat ini adalah sebuah mitos, karena ruangan yang sangat megah, banyak sekali
macam-macam buku dan dikatakan juga di sana ada sebuah ruangan dimana para raja-raja
terdahulu memperhitungkan sebuah gerhana bulan. Dan misteri ini terbongkar
setelah penggalian sekitar seminggu yang lalu.
Namaku
Jack, aku bekerja sebagai agen, dan peneliti. Orang tuaku meninggal saat aku
dilahirkan. Mereka meninggal karena mengorbankan diri untukku dari serangan
para perompak yang akan merampok sebuah perpustakaan di padang pasir itu. Saat
itu orang tuaku sedang melakukan penelitian, dan tiba-tiba sekumpulan perompak
menyerang dan mengebom perpustakaan tersebut, dan akhirnya tanah di sana
ambles, perpustakaan terkubur, dan menjadi mitos. Setidaknya itulah kata
kakekku.
Aku
melakukan penyelidikan bersama timku, berjumlah 4 orang, termasuk aku. Tapi di
kelompok ini aku sebagai kapten. Dan rekanku, yaitu Steve, Robbin, dan Jane yang
bekerja sebagai agen juga. Kami melakukan misi ini dengan numpang ke helikopter
yang akan menuju ke negara tetangga. Memang hanya itulah yang bisa aku lakukan.
Poor me.
Saat
sudah menuju koordinat yang dituju, kami terjun dari helikopter dengan melompat
dan menggunakan parasut. Di area penggalian, kami menemukan sebuah menara. Hanya
sebuah menara. “ya itu benar kawan-kawan, hanya sebuah menara. Mungkin itu
menara rapunzel. Apakah ini lelucon? Ayo kita pulang saja. Telepon markas teman
teman!” sanggah si steve. Ya, memang dia orang yang tidak sabaran. Aku
memakluminya. “tenang steve, kita panjat saja menara itu. Ayo kawan-kawan, misi
kita sedang menunggu.” Sanggah ku dengan santai. Akhirnya kami memanjat menara
itu, dan kami menemukan sesuatu yang menajubkan.
Sesuatu
yang menajubkan, memang karena aku menyaksikan sebuah ruangan yang sangat
besar, layaknya istana. Benar kata orang-orang, ini memang sebuah surga yang
hilang. Akhirnya kami menuju ke ruang tempat raja-raja memperhitungkan gerhana
bulan. Aku sangat penasaran sekali dengan hal itu. Aku pun mencoba. Saat alat
ini bekerja, terdapat banyak laser sensor yang mengarah ke arah kami, dan...
Boom!!! Meledaklah ruangan ini. Untung kami tidak apa-apa. Tiba-tiba alat itu
mengeluarkan sinar, dan meledak. Aku pun terpental jauh, dan pingsan.
Dan, disaat aku terbangun, aku tidak melihat rekan-rekanku di sini. Kemana mereka? Aku langsung beralih menuju ke bawah, yaitu ruang depan perpustakaan. Aku terkejut, karena banyak orang-orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, seperti sebagai kasir, menteri perpustakaan, dan pembaca buku. Aneh, perpustakaan yang sudah terkubur ternyata di dalamnya masih sangat rapi, dan jendela yang terang. Apakah orang-orang sudah datang terlebih dahulu sebelumku? Aku pun beranjak keluar dari perpustakaan. Aku penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana.
Dan, disaat aku terbangun, aku tidak melihat rekan-rekanku di sini. Kemana mereka? Aku langsung beralih menuju ke bawah, yaitu ruang depan perpustakaan. Aku terkejut, karena banyak orang-orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, seperti sebagai kasir, menteri perpustakaan, dan pembaca buku. Aneh, perpustakaan yang sudah terkubur ternyata di dalamnya masih sangat rapi, dan jendela yang terang. Apakah orang-orang sudah datang terlebih dahulu sebelumku? Aku pun beranjak keluar dari perpustakaan. Aku penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana.
Astaga, aku
melihat sebuah kota yang sangat besar, kota di tengah-tengah padang pasir, yang
disebut dengan kota Rouran. Kota yang sangat megah. Jadi, mereka semua telah
menggali kota ini dengan bersih, pikirku. Tunggu dulu. Bagaimana bisa? Saat aku
berada di sini, kota ini adalah kota yang terkubur. Dan bagaimana mereka bisa
menggali secepat ini? Akhirnya aku menemui menteri perpustakaan untuk memetik
informasi darinya.
“Hai Tn.
Menteri, saya mau bertanya, bagaimana bisa secepat ini?” tanyaku dengan
penasaran.
“Apa
maksudmu secepat ini, Tn. Jack? Apa ini punyamu?” tanyanya sambil memegang
badgeku yang berada dalam genggamannya. Rupanya badgeku terjatuh tadi.
“Benar, Tn.
Menteri, maksudku sejak kapan kota yang terkubur ini digali?”
“Kau bergurau? Hahahaha... di sini tidak ada
yang namanya kota yang terkubur, apalagi penggalian. Ada-ada saja kau ini.”
Jawabnya dengan tampang yang aneh.
“Oh,
baiklah. Terimakasih, Tn. Menteri” Jawabku
Aku
terheran. Mengapa semuanya bisa seperti ini? Apakah aku ada didalam mimpi? Atau
Dejavu? Oh tidak bukan Dejavu. Mungkin aku berada di masa lalu. Ya, masa lalu.
Mengapa bisa? Karena di sini Rouran masih megah, jadi aku pikir aku ada di masa
lalu. Mungkin karena aku menjalankan alat yang ada di ruangan perkumpulan raja.
Sungguh, ini memang kota surga. Surga yang hilang. Ya, jika aku berada di masa
lalu, mungkin aku bisa bertemu dengan ayahku. George Winston, sebagai agen di
kota ini. Lebih detilnya, kapten dari seluruh agen. Akhirnya aku beranjak
menemui ayahku di gedung balai kota. Biasanya ayahku ada di sana. Setidaknya,
itulah kata kakekku.
Aku pun
mencari ayahku di gedung balai kota, dan akhirnya aku bertemu seseorang yang
memakai jas hitam, berdiri di hadapanku dengan membawa senjata eagle 88, pistol
yang terbaik saat itu. Aku pun mencoba berbicara dengannya.
“Hai Tn.
George Winston. Aku ingin berbicara denganmu”
“Sebentar,
nak. Aku masih dalam urusan penting, mengenai alat untuk memperhitungkan
gerhana bulan.”
“Baiklah,
aku akan kembali nanti.”
Akhirnya
aku beranjak keluar dari balai kota. Tunggu dulu. Apa yang kulakukan tadi? Oh,
bodohnya aku. Seharusnya aku mengatakan dari tadi kalau aku adalah anaknya.
Baiklah, kalau begitu aku akan menemui ibuku saja. Kata kakekku rumah orang
tuaku ada di sebelah utara taman. Akhirnya, aku pergi untuk menemui ibuku. Di
saat aku sudah sampai, aku mulai mengetuk pintu rumah. Alice, ibuku membuka
pintu perlahan-lahan. “Siapa itu?” tanya ibuku yang sedang mengandung. Aku pun
menangis dan memeluk ibuku erat-erat. Tapi, sepertinya dia tidak menyukai itu.
“Hei apa
yang kamu lakukan? Dasar otak mesum!” Ungkap ibuku sambil memukulku.
“Maaf, Ny.
Alice. Aku adalah Jack Winston, anakmu.” Ucapku sambil mengusap air mata.
“Kau yakin?
Sebenarnya anak yang kukandung ini adalah anak pertamaku. Dan dia akan lahir
dalam minggu ini.” Sanggah ibuku.
“Aku Jack,
anakmu yang berasal dari masa depan. Percayalah.” jawabku dengan meyakinkan
“Benarkah
begitu? Jika itu benar mungkin alat itu memang bekerja. Kemarilah nak.”
Aku pun
memeluk ibuku erat-erat. Setelah itu, aku menceritakan apa yang terjadi di
masaku saat ini. Tentang keadaanku, kakekku, dan apa yang terjadi pada orang
tuaku. Ibu pun terkejut atas ucapanku. Dia mengira, mungkin dia mati saat aku lahir.
Dia merasa sedih, akan tetapi dia juga bahagia karena bisa bertemu denganku
dari masa depan. Tiba-tiba George, ayahku pulang, dan terkejut ketika
menatapku. Untungnya, ibu langsung menceritakan semua padanya. Ayahku pun
mengangguk, dan mempercayai perkataan ibuku tadi. Dia sangat senang karena bisa
melihat anaknya dari masa depan.
Aku
teringatkan kata-kata kakek, bahwa akan ada sebuah perompak yang akan mengebom
kota ini di saat sebelum aku dilahirkan. Aku pun mengatakannya kepada orang
tuaku. Akan tetapi, mereka tidak percaya akan hal ini. Mereka menjelaskan
kepadaku bahwa di kota ini sudah banyak sekali pasukan militer elite yang
berpatroli di kota ini, jadi tidak mungkin ada perompak di sini. Aku pun
terdiam, dan berpikir bahwa mungkin mereka benar. Tapi, untuk berjaga-jaga, aku
akan pergi keluar untuk mengecek keadaan, dengan menunggangi kuda ayahku. Dan,
sepertinya semuanya baik-baik saja. Seluruh kota sepertinya sudah aku
kelilingi, termasuk perpustakaan. Jadi, lebih baik aku pulang saja.
Di perjalanan
pulang, di belakang balai kota aku melihat sekumpulan perompak dari jauh yang
sedang memasang C4 di bagian tembok balai kota. Aku mempergoki mereka, dan
menembaki mereka dengan senjata yang kebetulan aku bawa, eagle 88 yang
merupakan pistol terbaik di masa itu. Mereka pun berlari keluar dari kota ini.
Aku pun langsung melaporkan kejadian ini kepada orang tuaku. Mereka terkejut
saat mendengar perkataanku tadi, dan ayahku mengambil alih untuk memanggil
pasukan elite. Lalu aku beranjak pergi untuk berjaga-jaga di pintu masuk ke
kota Rouran bagian utara, yaitu gerbang utama. Sedangkan ayahku berangkat untuk
memanggil pasukan, dan ibu pergi ke perpustakaan untuk menjaga kandungannya.
Di saat aku
sedang berpatroli di depan, aku menyaksikan sebuah kendaraan yang begitu besar,
sebesar tank yang masuk ke kota ini. Aku terkejut dan langsung mempersiapkan
tembakan. Tetapi, ternyata penumpang dari kendaraan itu adalah sekumpulan
pasukan elite yang dipanggil oleh ayahku. Akhirnya, aku mempersilahkan mereka
untuk masuk. Aku kembali berpatroli. Saat berpatroli, aku menyaksikan sebuah
kendaraan lagi. Kali ini jauh lebih besar dari yang tadi. Aku langsung
menghadang mereka, untuk mengetahui apakah mereka kawan atau lawan. Tiba-tiba,
pintu terbuka dan salah satu mereka keluar dan menembak kakiku. Ternyata mereka
adalah perompak. Aku pun berlari menuju markas dengan kakiku yang pincang untuk
bersembunyi. Aku merasakan kakiku ini sangat menyakitkan.
Sepertinya
keadaan mulai aman, dan aku beranjak pergi. Akan tetapi, para perompak itu
malah menangkapku dan menjadikanku sandra. Mereka pun masuk ke kota dan mulai
menyerang kota. Mengetahui hal ini, ayahku dan pasukan elitenya mulai menyerang
pasukan perompak itu. Akan tetapi, pemimpin dari para perompak memberitahu
ayahku bahwa mereka telah menyandraku. Ayahku terdiam. Pemimpin perompak itu
kemudian menghampiriku ke sebuah kendaraan tempat aku disandra. Saat dia
membuka pintu, dia terheran, mengapa aku bisa tidak ada di sana, dan pasukannya
tidak sadarkan diri. Mengapa bisa begitu? Karena aku kabur. Mengapa aku bisa
kabur? Karena itu adalah keahlianku. Mengapa bisa itu adalah keahlianku?
Karena, kalian tahu sendiri kan, kalau aku adalah agen profesional. Jadi aku
bisa mengatasi ini.
Aku
langsung menghampiri ayahku. Akhirnya, perang pun dimulai. Di tengah-tengah
peperangan, ayahku memarahiku.
“Hei, apa
yang kau lakukan di sini!! Pergilah ke perpustakaan untuk melindungi ibumu!”
“Tapi
ayahku, aku bisa melakukan ini. Aku adalah agen senior di masaku. Tenang saja,
aku bisa mengatasi ini.”
“Karena
itulah kau kusuruh menjaga ibumu. Saat ini ibumu akan melahirkan. Cepat pergi
ke perpustakaan.” Ungkap ayah dengan menyemangatiku.
“Baiklah,
aku akan pergi ke perpustakaan untuk menemui ibuku.”
Akhirnya,
aku pergi menuju ke perpustakaan untuk menemui ibuku. Kulihat ibuku sedang
melahirkan. Ya, melahirkan bayinya, yaitu aku. Oh, kasihan dia. Mungkin saja,
seperti kata kakekku, dia mati setelah melahirkan. Aku pun mulai menceritakan
apa yang terjadi kepadanya.
“Ibu. Aku
ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku sangat menyayangimu.”
“Nanti saja
nak, Ahh... kau tidak lihat aku sedang apa? Ahh..... uhh..... sakit sekali.”
“Baiklah
bu, sebenarnya aku...”
“Sudah
diam nak!! Ahh... kau tidak tahu aku sedang melahirkan? Nanti saja!! Uhh...
Kudengar
suara tangisan bayi. Rupanya bayi yang ibu kandung telah keluar. Oh, lucunya
diriku saat bayi. Tapi, hey! Ibuku tidak mati setelah aku dilahirkan. Mungkin
saja, itu karena faktor lain. Akhirnya aku dan ibu duduk untuk menunggu ayahku
kemari.
Ayahku
datang ke perpustakaan, dan menyuruhku untuk berlari meninggalkan kota ini,
karena mini nuke sudah terpasang, dan perompak akan datang ke perpustakaan.
Kami pun bersiap untuk pergi. Kemudian kakekku datang untuk membawa sang bayi,
sedangkan ayah menggendong sang ibu. Oh, jadi inilah yang menyebabkan kakekku
mengetahui mitos dari surga yang hilang. Ternyata, memang kakekku adalah orang
yang satu-satunya selamat dari peristiwa ini. Hmm, akhirnya kami beranjak untuk
pergi.
Tiba-tiba
sebuah kendaraan besar dengan moncong yang sangat panjang seperti tank datang
dari belakang. Aku dan kakek yang berada di depan menembak roda kendaraan yang
berada di belakang ayah ibuku. Memang, kendaraan berhenti, tapi tetap saja
kendaraan tersebuh meluncur, dan... Jrrtt!!! Moncong tersebut menusuk punggung
ayah dan ibuku. Seperti di film Naruto Shippuden, dimana kematian orang tuanya
disebabkan karena punggungnya tertusuk oleh cakar sang iblis ekor sembilan.
Sepertinya, inilah kata terakhir ayah ibuku.
“Jack,
sepertinya ini adalah datangnya kematian kami. Bawalah bayi itu dengan kakekkmu
dan pergi dari sini. Sepertinya ini adalah kata-kata terakhir kami.” Ungkap ayah
dengan tersenyum dan menangis kecil.
“Jack
Winston, anakku, aku mempunyai permintaan terakhir padamu. Jadilah orang yang
berguna, dan jangan menjadi pemalas. Jangan banyak-banyak bergadang, tetapi
banyaklah istirahat. Dan jangan lupa untuk memilih teman yang baik. Sesungguhnya
kau tidak bisa hidup sendiri. Hukk... hsshh... Jack, anakku, banyaklah berbuat
kebaikan, dan tinggalkan perbuatan tercela. Sesungguhnya itu tidak bagus untuk
dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Jack, setelah ini kau akan memasuki dunia
yang suram, dimana kau sendirian, tidak bersama kami, hanya dengan kakekkmu
seorang. Untuk itu, jadilah orang yang baik. Sesungguhnya... sesungguhnya....
hukk.... hsshh... sesungguhnya kami berdua sangat menyayangimu. Dan kami sangat
bangga padamu, karena kamu sudah memenuhi semua permintaanku ini. Oh,
bahagianya aku karena telah melihatmu dari masa depan, dan aku berharap kita
bisa bertemu suatu hari nanti. Maafkan aku, George. Karena aku terlalu lama.”
Kata terakhir ibuku dengan tangisannya.
“Jack,
sebaiknya kau pergi sekarang. Nanti kakekmu akan mengkoordinir. Jack, kami
berdua percaya padamu. Berjuanglah, jack.” Ungkap ayahku
Kemudian
mereka berdua menghembuskan nafas terakhir, dengan raut muka tersenyum. Aku dan
kakekku akhirnya beranjak pergi. Di perjalanan, aku dan kakekku
berbincang-bincang, dan menceritakan keadaanku kepadanya. Kakekpun mengangguk. Sepertinya
dia mengerti maksudku. Akhirnya, kakek menyuruhku untuk menjalankan alat itu,
dan dia akhirnya meninggalkan kota Rouran, maksudku kota surga dengan
mengendarai kuda yang berada di dalam perpustakaan. Sepertinya itu kuda yang
tersesat. Akhirnya aku memasuki ruangan itu, dan aku menjalankan alat itu. Saat
kujalankan, alat itu mengeluarkan sinar, dan alat itu berhenti berjalan. Kupikir
alat itu rusak. Aku pun terbingung akan
hal ini. Tiba-tiba, suara ledakan besar terdengar. Sepertinya para perompak
sudah meluncurkan mini nuke yang mereka buat. Tanah pun ambles, dan kota rouran
terkubur oleh pasir-pasir yang bertebaran. Sedangkan aku, aku pingsan tak
sadarkan diri.
Saat
aku terbangun, aku melihat beberapa rekanku, dan kakekku juga. Ditambah lagi
pasukan agen lainnya. Sepertinya, keadaan mulai menjadi normal. Kami pun
bersiap untuk pulang. Aku dan kakek mulai berbincang-bincang.
“Kek,
kau tahu apa yang terjadi padaku?”
“Aku
tahu nak, memang alat itu masih bisa bekerja.”
“Bagaimana
kau bisa tahu, kek? Apa yang terjadi padaku. Apakah seseorang yang berbicara
denganmu dulu itu adalah diriku?”
“Kau
benar, Jack, dan, mengapa aku bisa tahu? Karena aku percaya padamu nak. Aku percaya.”
Akhirnya,
aku mengetahui semua yang terjadi dulu. Tentang The Lost Heaven (Surga yang
hilang), orang tuaku dulu, dan kematiannya. Mengapa aku bisa pergi ke masa itu?
Karena itu adalah sebuah keajaiban, dan aku mempercayainya. Ya, aku percaya. Dan
akan selalu percaya.
Penasaran dengan cerita selanjutnya?
Jack Agent II : Rise of The Evil
Coming Soon
Keep Support to this blog
0 komentar:
Posting Komentar